Rangkuman IMK Pert. 6: Interface Evaluation

1. Introduction

Dikarenakan besar kemungkinan designer membuat kesalahan dalam pembuatan design, maka diperlukan adanya testing. Testing dan evaluasi ini biasanya akan memakan biaya 5% hingga 20% dari total biaya proyek. Oleh karenanya diperlukan adanya suatu rencana evaluasi yang mencakup :

1. Tahapan design
2. Tipe proyek
3. Jumlah pengguna
4. Pentingnya design interface
5. Biaya produk & biaya yang dialokasikan untuk testing
6. Waktu
7. Pengalaman dari tim design dan evaluator

2. Expert Reviews

Expert review dianggap metode yang efektif dan bersifat formal dibandingkan demo produk. Hal ini dikarenakan expert review dapat dilakukan pada waktu tertentu selama produk dikembangkan. Namun reviewer harus memiliki pengetahuan mengenai program yang dibuat, user yang akan menggunakan, serta tingkah laku dari first time user. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam expert review :
1. Evaluasi heuristic
2. Review guidelines
3. Pengecekan konsistensi
4. Cognitive walkthrough
5. Penggunaan metafora yang sesuai (misal pada icon)
6. Pengecekan kesesuaian dengan kebutuhan user

3. Usability Testing and Laboratories

Testing tipe ini dapat lebih cepat dan menghemat biaya. Dilakukan dengan cara mengumpulkan sukarelawan dalam ruangan yang terpisah. Setiap partisipan mewakili komunitas user tertentu. Partisipan diberitahu mengenai pekerjaan dan prosedur yang perlu dilakukan. Partisipan menggunakan teknik think aloud, dimana mereka mengatakan dengan keras mengenai apa yang mereka pikirkan. Hasil rekamannya akan digunakan oleh manager dan designer untuk menganalisa kesulitan yang dialami oleh user. Beberapa variasi dari testing ini adalah :
1. Paper mockups
2. Discount usability testing
3. Competitive usability testing
4. Universal usability testing
5. Field test and portable labs
6. Remote usability testing
7. Can-you-break-this tests

4. Survey Instruments

Dalam melakukan survey harus didefinisikan dengan jelas mengenai tujuan yang ingin dicapai dan cara mencapai tujuan tersebut. User dapat dimintai tanggapan mengenai aspek spesifik dari interface seperti pada task domain tertentu ataupun pada design tampilan secara keseluruhan.

5. Acceptance Test

Merupakan test untuk mengukur tingkat penerimaan dari user terhadap sistem. Test ini meliputi :
1. Waktu belajar
2. Kecepatan dan performa
3. Tingkat kesalahan yang dilakukan user
4. Tingkat retensi
5. Kepuasan user

Setelah sistem dinyatakan lulus acceptance test maka akan ada periode field testing sebelum produk benar – benar diluncurkan dan didistribusikan.

6. Evaluation during Active Use

Selama sistem digunakan juga dapat dilakukan evaluasi untuk memperbaiki kekurangan sistem. Hal ini dapat dicapai salah satunya dengan interview ataupun focus group discussion. Dengan interview diharapkan ada issue spesifik yang didapat, sementara focus group discussion lebih pada masalah yang umum dihadapi oleh user. Selain itu cara lainnya adalah dengan mengumpulkan data yang mencakup pola penggunaan sistem, kecepatan performa user, tingkat kesalahan, dan frekuensi permintaan online assistance. Cara lainnya juga bisa dengan menyediakan konsultan jika terjadi masalah maupun lewat e-mail, wiki, newsgroup, serta media sosial.

www.binus.ac.id

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *